Pages

Thursday, December 6, 2012

Mengintip Kondisi Pendidikan Amerika dalam "Waiting for Superman"

Pendidikan selama ini menjadi sebuah problem yang tidak pernah selesai untuk dipermasalahkan. Tidak hanya di Indonesia, masalah ini menjadi hal yang global. Tak terlepas negara Amerika Serikat atau USA.


Beberapa saat yang lalu saya menyaksikan sebuah film dokumenter pendek yang mengisahkan masalah pendidikan di Amerika. Pendidikan di negara yang termasuk negara terbesar ke-3 dunia (versi Wikipedia) ini ternyata jauh dari sempurna. Banyak celah kegagalan pemerataan edukasi, mulai dari tingkat dasar hingga ke sekolah setara SMA bahkan sarjana. Dalam film yang saya saksikan, semuanya dirangkum dalam video berdurasi tak lebih dari satu jam bertitle "Waiting for Superman".

Ada beberapa masalah yang dibahas di video ini, diantaranya tentang masalah biaya yang selangit, kondisi guru pengajar yang masih kurang maksimal, penggunaan waktu yang kurang efektif, dan masalah sistem masuk ke suatu sekolah yang kurang fair. Kurang fair disini karena sebagian kursi ditentukan menggunakan lotere.

Video ini sebenarnya gabungan dari beberapa kisah yang diikuti analogi fakta terdahulu yang memiliki inti masalah yang serupa. Cukup menggelitik ketika melihat video tentang seorang ibu yang mendaftarkan anaknya sekolah, lalu scene berubah 180' jadi cuplikan film Superman, tokoh superhero legendaris berjubah merah itu. Namun, perpaduannya tetap mengena pada inti permasalahan secara langsung.

Kisah-kisah yang diangkat antara lain tentang Geoffrey Canada dan Michelle Urges dua orang kepala sekolah dengan gebrakan luar biasa di bidang mereka. Selain itu ada pula orang tua yang mendaftarkan anak mereka ke sekolah. Di bagian ini dengan sangat apik David Guggenheim (the director) menggambarkan cuplikan jalannya kegiatan lottere. Disamping itu, penampilan tanggapan tokoh-tokoh ahli yang cukup menggugah kita untuk bergerak.

Bukan hanya sekedar film, ini merupakan sebuah program penuntasan masalah pendidikan yang non-pemerintah. Selain kampanye melalui video, mereka membuat forum umum sebagai wadah penerima aspirasi dari semua kalangan. Forum dan cuplikan video "Waiting for Superman" bisa anda akses di link di bawah ini : http://www.waitingforsuperman.com/action/

Setelah melihat video ini, saya rasa perlu adanya langkah yang serupa di Indonesia. Carut marut pendidikan Indonesia saya rasa perlu adanya tanggung jawab dari pihak non-pemerintah seperti ini. Baik dari pihak guru, murid dan orang tua. Karena pendidikan adalah dasar apakah sebuah bangsa bisa jadi bangsa yang maju atau tidak. Bangsa yang besar adalah bangsa dengan pendidikan yang maju.

0 komentar:

Post a Comment