Pages

Sunday, November 25, 2012

Surabaya : "Travel First, Think Later"


Setelah sekian lama berencana, akhirnya kesampean juga buat posting perjalanan ke Surabaya kemarin. Awalnya mau nulis dua minggu yang lalu, tapi, rencana tinggal lah rencana. Ya udah dah gak usah curhat.


So, bermula dari rencana empat orang anak manusia yang tergiur melakukan perjalanan. Yah, sekalian ngisi waktu libur lah (padahal nggak). Tapi, seperti layaknya travelers newbie lain -yang baru aja suka traveling-, ada satu masalah yang mendasar yang membuat mereka galau. Yaitu, Kemana kita harus pergi?

"Ke Surabaya aja gimana, ke rumahnya si Indi?", kata si Luqman- alias saya. Jawaban ini kemudian di jawab dengan acungan jempol kaki dan akhirnya berangkatlah kita ke Surabaya.

Pilihan transportasi yang kita gunakan dari kota Malang, tidak lain dan tidak bukan, kereta api ekonomi. Pilihan ini merupakan yang paling murah dan masih terbilang nyaman dibanding pilihan transportasi yang lain. Harga tiket hanya 4000 rupiah dan kita bisa 'capcus' ke Surabaya.

Menurut pandangan saya, Surabaya seperti satu gambaran atau ikon kota besar Indonesia. Di dalam kota dipenuhi gedung-gedung tinggi dan perumahan padat populasi, tidak jauh berbeda dari ibukota jakarta. Polusi juga menjadi makanan pokok masyarakat disini.

Ini di depan rumahnya si Indi di daerah Manyar Kertoarjo

Cuaca di Surabaya untuk orang Malang yang biasanya berhadapan dengan suhu yang relatif lebih sejuk, memang kurang membuat betah. Tapi, untung ada mobilnya Indi, semua panas jadi gak berarti, dan trip Surabaya jadi kerasa lebih enak. Terima kasih Indi. wkwk

Disamping panasnya yang luar biasa, ternyata Surabaya menawarkan banyak celah yang ciamik untuk dijelajahi lebih detail. Kebetulan petualangan kami kemaren fokus di daerah pantai di Utara Surabaya. Pertama kami mencicipi nuansa panoramis jembatan Suramadu.

Hmm, ternyata pemandangan di atas permukaan jembatan cukup lezat juga dipandang. Selat Madura, langit yang terik, dan arsitektur modern Suramadu memberi nuansa yang unik. Oleh karena itu kurang puas rasanya hanya melihat dari mobil. Kemudian, dengan nekatnya, walaupun dilarang turun- kita tetap keluar dan mulai memotret. Klik-klik!




Setelah puas narsis dan menghabiskan memori kamera, kita lanjut ke tempat lain.

Berikutnya kita disuguhi mantap-nya komposisi landscape Pantai Kenjeran. Gambar begitu maksimal tertangkap kamera pocket pabrikan Canon kepunyaan saya. Hasilnya cukup memuaskan keinginan perburuan foto disana. Masih dengan langit dan selat yang sama, kini berbaur dengan beberapa objek lain menjadi foto yang cukup apik.



Hari itu pun kami tutup dengan singgah ke ITS sejenak untuk shalat Jum'at dan lalu kembali ke peraduan. Lalu tidur dan berakhirlah perjalanan 'travel first, think later.' Singkat dan padat. Loh, segitu aja?

Yah, sebenarnya masih banyak sisi lain yang layak dijadikan bahan bidikan kamera. Kemacetan akut nan menahun, kehidupan malam, landscape Surabaya, kehidupan urban, bangunan bersejarah, mungkin bisa menjadi inspirasi untuk anda yang singgah. Jadi, silahkan jelajah dan kupas sendiri keindahannya, Kota Surabaya.

->travel first, think later-

8 komentar:

sedih amat kyknya pemandangan yg depan rumah wkwkw. nice blog :)

Sebenernya hampir semua kali di Surabaya nasib-nya sama kan ndi? ;)
thank you, doain makin banyak yang komen.. hehe

hahaha iya bener.. :D
oke.. amiin

nihh aku bantuin biar banyak komennya haha

Post a Comment